Sabtu, 06 Februari 2010

Muhasabah Fajar

Ilahi,
Hamba yang lancang ini akan sedikit bertanya kepada-Mu
Hamba bukan protes, hamba Cuma ingin tahu aja
Kenapa sih Engkau ciptain hamba?..

Dengan fisik yang seperti ini?..
Dengan pancaindra yang berfungsi baik ini?..
Dengan diberi makanan, minuman, pakaian…..?
Dengan di modali akal sebagai falsumeter?..
Dengan di beri nafsu pada tiap jiwa..?

Kenapa engkau tidak ciptain dan tempatin hamba langsung ditempat yang Baqa’..
Tidak seperti tempat yang hamba pijak ini?’..
Bumi yang fana ini??
Engkau mempatkan hamba di tempat dan lingkungan yang telah Engkau tetapkan…
Berada di lingkungan yang seperti ini…
Dimana hamba mendengar, melihat, merasakan, dan menciumnya..
tentunya juga dengan menggunakan semua karunia-karunia-Mu itu,
yang engkau titipkan pada hamba..

Ilahi…
Sebenarnya hamba pernah berfikir
“Kalau saja mata ini engkau butakan saja..?!”
Hamba tidak mau cinta hamba pada Engkau
Terlalu sering lagi di caci dengan penglihatan-penglihatan hamba,
yang tak seharusnya hamba pandangi..
yang tak seharusnya hamba lihat..
dan yang tak semestinya hamba perhatikan…

Sebenarnya hamba takut kalau rasa indah
yang sedang hamba rasakan tentang-Mu saat ini
gugur oleh tusukan – tusukan panah runcing milik musuh hamba,
siapa lagi kalau bukan si Syaitan dan gerombolan-gerombolannya…
yang dalam sabda-Mu dibilang “minal-jinnati wan-naas”…
tapi, gimana ya Robb..
Hamba belum siap melepas nikmat-Mu yang satu ini..
Hamba pikir, ini terlalu vital buat hamba untuk Engkau ambil..
Kata orang mata itu jendelanya Dunia..
Hamba juga nggak mau ngerepotin orang lain.

Sebagai yang dititipi..
Hamba sangat sadar, bahwa kapanpun Engkau mau..
Engkau boleh saja mengambil semua yang Engkau titipkan pada hamba
Apapun itu….
Kapanpun juga..
Dan dengan cara bagaimanapun juga..

Jadi,
Biarlah hamba jatuh bangun menjaga rasa indah ini..
Menjaga keindahan ini..
Karena hamba tahu Engkau akan melihat usaha tiap hamba-hamba-Mu
mungkin bukan apa-apa usaha hamba ini
Mungkin tak ada harganya ikhtiar hamba ini..

Tapi ,
hamba juga nggak mau su’udzon pada-Mu
hamba nggak mau terlalu sinis apalagi pesimis tentang-Mu..
yang hamba sangat Mohonkan pada-Mu..
Hamba hanya menginginkan Ridho-Mu,
bukan hanya sebatas surga-Mu

Ilahi,
Maafkan tiap kekeliruan hamba
Kalungkan pada hamba kalung Akhlak al-Musthofa..
Pakaikan pada kepala hamba
Peci hitam keberaniannya..
Sisipkan pada hamba
Pedang tajam ketabahannya..

Terakhir, Hamba yakin seyakin-yakinnya
Nggak ada yang berhak disembah kecuali Engkau..
Dan segala puji hanya pantas tertuju pada-Mu..


Sang Sulthon di sepucuk fajar

1 komentar: